Contoh Cerita Non Fiksi tentang Pendidikan
Contoh cerita non fiksi tentang pendidikan bisa mengangkat berbagai tema, seperti sejarah, biografi dan lain-lain. Hal yang harus dipahami dari cerita non fiksi ini yaitu sudut pandang yang tidak ada penafsiran ganda.
Untuk memudahkan dalam pembuatan cerita non fiksi biasanya harus mencari data faktual apa yang mau dirangkai dalam cerita tersebut. Misalnya, cerita tentang biografi tokoh atau sejarah tentang suatu bangsa dan lain sebagainya.
Seperti contoh cerpen non fiksi pendidikan ini dengan tema sejarah tentang Kiprah dan Perjuangan salah satu Pahlawan Nasional Indonesia yaitu Nyai Siti Walidah. Berikut kisah selengkapnya.
Contoh Cerita Non Fiksi tentang Pendidikan.
Siti Walidah merupakan putri hasil pernikahan Kyai Haji Fadli dengan Nyai Mas. Ayahnya seorang ulama besar dan penghulu di Keraton Yogyakarta.
Sejak kecil Siti Walidah belajar agama dengan ayahnya dan tak pernah mengenyam sekolah umum.
Masa remaja Siti Walidah banyak digunakan untuk belajar agama, karena kecerdasan dan kepiawaian berbicara ia kerap menggantikan ayahnya berdakwah.
Hingga akhirnya ketika Siti Walidah menginjakan usia remaja ia dijodohkan dengan sepupunya, yang menjadi pendiri organisasi Muhammadiyah, yaitu KH Ahmad Dahlan.
Pernikahan Siti Walidah dengan KH. Ahmad Dahlan menjadi titik awal karirnya atas keterlibatan membangun kelompok pengajian wanita Sopo Tresno pada 1914.
Semenjak menikah dengan KH. Ahmad Dahlan, nama Siti Walidah tidak lagi dikenal orang melainkan diganti dengan nama Nyai Ahmad Dahlan.
Siti Walidah atau Nyai Dahlan mengembangkan pengajian wanita Sopo Tresno menjadi organisasi kewanitaan berbasis agama Islam dengan nama ‘Aisyiyah pada 22 April 1917.
Tahun 1919 ‘Aisyiyah membangun beberapa tempat pendidikan untuk kaum perempuan dan Taman Kanak-Kanak yang diberi nama Frobelschool.
Berjalan perkembangan ‘Aisyiyah, Siti Walidah mengganti nama taman kanak-kanak menjadi taman kanak-kanak ‘Aisyiyah Bustanul Athfal.
Perkembangan TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal menjadi pelopor bagi berdirinya TK di Indonesia.
Kehadiran ‘Aisyiyah menjadi penerang bagi kaum perempuan, kemudian organisasi ini resmi menjadi bagian dari Muhammadiyah di tahun 1922.
Setelah ‘Aisyiyah mengalami perkembangan, Siti Walidah membangun asrama dan membuka sekolah putri untuk belajar agama Islam dan mengenal huruf.
Semua itu dilakukan Siti Walidah untuk merubah keyakinan dan kebiasaan kolot dengan melakukan pergerakan untuk perempuan agar bisa maju dan bisa berjuang supaya tidak tertinggal dari kaum laki-laki.
Perjuangan Siti Walidah dalam mengangkat harkat martabat kaum perempuan sering mendapatkan tentangan, namun perjuangan terus dilakukan oleh Siti Walidah.
Tentangan datang dari generasi tua yang masih memegang prinsip perempuan adalah konco wingking ( teman dibelakang, teman dirumah).
Kegigihan dan kecerdasan Siti Walidah tidak lepas dari pergaulannya dengan tokoh-tokoh luar biasa, seperti Jendral Sudirman, dan Bung Tomo.
Pemikiran Siti Walidah atau Nyai Dahlan yang paling fenomenal adalah menentang adanya praktik-praktik nikah paksa dan nikah di usia muda.
Sebelumnya pemikiran Siti Walidah banyak ditentang, namun secara perlahan pemikiran Nyai Dahlan mulai diterima oleh masyarakat.
Kiprah dan perjuangannya terhadap islam dan kaum perempuan itulah Nyai Siti Walidah mendapatkan gelar dari pemerintah dengan SK Nomor 042/TK/1971 sebagai pahlawan nasional.
Baca juga : Contoh ceramah singkat tentang ghibah.
Demikianlah contoh cerita non fiksi tentang pendidikan dengan tema sejarah dari seorang wanita hebat yang berhasil menjadi pahlawan Nasional berkat perjuangan dan dedikasinya yang luar biasa untuk dunia pendidikan serta harkat dan martabat wanita Indonesia.
Posting sebelumnya yang mungkin kamu suka: