Marketing

5 Kesalahan Promosi di TikTok yang Perlu Dihindari agar Lebih Cuan

Banyak orang memanfaatkan platform TikTok sebagai wadah untuk memasarkan produknya. Apalagi sejak TikTok memunculkan fitur baru bertajuk TikTok Shop pada April 2021 lalu. Para produsen atau seller tak lagi sekadar memajang produknya untuk display semata, tapi betul-betul memanfaatkan fitur ini untuk melakukan aktivitas jual beli yang mendatangkan cuan menggiurkan. Ini terjadi karena TikTok dinilai memiliki peluang besar untuk bisnis, mengingat pengguna TikTok di Indonesia mencapai 113 juta pengguna.

Meski peluangnya besar, tidak semua orang yang berpromosi di TikTok menghasilkan cuan sesuai harapan. Tetap ada kiat-kiat yang perlu diperhatikan, salah satunya menghindari kesalahan promosi di TikTok.

Memang memerlukan usaha dan rencana terarah untuk menciptakan bisnis dengan promosi yang baik di TikTok. Namun, kamu tak perlu khawatir. Saat ini, kamu bisa memanfaatkan jasa dari mereka yang memang paham dan berpengalaman menciptakan konten promosi yang jitu bagi bisnismu. Jadi, kamu bisa menciptakan strategi marketing yang paling cocok dengan identitas brand-mu.

Simak artikel ini sampai habis untuk tahu lebih jauh tentang jasa promosi yang bisa kamu gunakan untuk promosi di TikTok. Sekarang, mari pelajari dulu kesalahan promosi di TikTok yang sebaiknya tidak kamu lakukan demi kelancaran bisnismu.

Kesalahan Promosi di TikTok, Pastikan Kamu Tidak Melakukannya!

kesalahan promosi di tiktok

1. Hanya mengikuti tren tanpa menyesuaikan dengan ciri khas dan kualitas brand

Kesalahan promosi di TikTok yang pertama adalah hanya mengikuti apa yang sedang populer tanpa menilai dan menyesuaikan dengan ciri khas brand. Sangat penting bagi pemilik brand untuk peka pada apa yang sedang diminati pasar, seperti menggunakan lagu atau filter yang sedang viral di TikTok atau mengikuti challenge yang sedang diikuti banyak orang.

Namun, yang terpenting tetap bagaimana cara agar brand kita mendapat panggung yang cocok dan tetap menonjol dalam konten. Hindari konten kosong yang hanya berisi keseruan tanpa tujuan.

2. Tidak menyasar audiens yang sesuai target brand

Produk apa yang kamu jual? Siapa penggunanya? Usia berapa yang banyak menggunakan dan dari kalangan sosial seperti apa? Kamu harus tahu semua itu supaya bisa menentukan bagaimana cara terbaik mempromosikan produkmu, seperti gaya bahasa yang sebaiknya kamu gunakan dalam konten, termasuk juga menentukan tagar apa yang kamu butuhkan agar kontenmu FYP.

Kesalahan dalam riset target audiens bisa menyebabkan konten yang sudah kamu buat dengan usaha maksimal, tidak mendapat hasil sesuai harapan.

3. Hanya fokus pada berjualan tanpa memaksimalkan ketergunaan konten bagi audiens

Konten yang baik tidak selalu harus berisi jualan, tapi harus selalu menciptakan brand awareness bagi pengikut atau audiens. Kehadiran yang konsisten akan membuat audiens lebih terpikat dan terus-menerus diingatkan tentang kegunaan dan keunggulan brand, membuat brand menjadi terkesan familiar dan akrab dengan keseharian mereka.

Inilah tujuan diadakannya iklan atau promosi dalam jangka panjang. Bandingkan dengan brand yang hanya berpromosi sekali, lalu tak pernah muncul lagi. Tentu audiens akan cepat melupakannya dan diganti dengan produk pesaing yang lebih konsisten.

4. Tidak memperhatikan dan memahami kebutuhan audiens atau pasar

Sebaik apapun produkmu, jika kamu menutup diri terhadap keadaan di pasar, kamu akan kesulitan mengambil tempat yang menguntungkan. Keinginan mempertahankan kualitas produk perlu dibarengi dengan memahami kebutuhan konsumenmu. Pelajari kondisi pasar, lalu sesuaikan dengan apa yang kamu inginkan.

5. Tidak menggunakan teknik storytelling dalam membuat konten

Teknik storytelling cocok digunakan untuk jenis tulisan apa pun. Teknik ini memanfaatkan emosi untuk memikat orang lain. Biasanya, orang akan lebih tertarik pada sesuatu jika sesuatu itu mengundang emosi di dalam dirinya, entah perasaan senang, takut, antusias, apa pun. Dan, orang lebih tertarik jika ada unsur cerita di dalam konten kita.

Namun, bukan berarti harus selalu ada unsur kisahnya. Kadang, memancing emosi saja sudah cukup. Misal, dengan menampilkan transformasi seorang perempuan yang tadinya berjerawat parah, tapi kemudian wajahnya menjadi mulus setelah beberapa bulan menggunakan produk kecantikan yang kamu jual. Tunjukkan transformasinya. Orang akan tertarik melihat ini dibanding hanya menunjukkan kualitas produk tanpa bukti.

Nah, apa kamu melakukan 5 kesalahan promosi di TikTok seperti yang diuraikan di atas? Tidak perlu khawatir. Kamu bisa merancang dan memperbaiki strategi marketing bisnismu di TikTok mulai sekarang. Jika masih kurang percaya diri atau bingung bagaimana melakukannya, kamu bisa menggunakan layanan creative content creator development dari Boleh Dicoba Digital (BDD).

BDD telah bekerja sama dengan lebih dari 50 bisnis dari berbagai industri dan pastinya berpengalaman dalam mengembangkan strategi konten untuk brand atau produkmu, hingga membuat dan mengeksekusi macam-macam kampanye.

BDD berkomitmen untuk mengembangkan ide dan produk bisnis sekreatif mungkin, dan memberimu inovasi yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. Jadi, tunggu apa lagi? Kamu bisa kunjungi website Boleh Dicoba Digital (BDD) untuk dapat info lengkapnya.

Rio

Praktisi Bisnis Digital